Peningkatan Pertanian Organik di Blora Didukung oleh Faperta UGM dalam Rangka Mengurangi Ketergantungan pada Subsidi Pupuk
Blora - Pemerintah Blora tidak hanya berbicara kosong, tetapi juga berusaha mengurangi ketergantungan petani Blora pada subsidi pupuk pemerintah. Misi ini sedang dikerjakan melalui kerjasama dengan Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk mengembangkan pertanian organik yang meminimalisir penggunaan pupuk kimia. Dalam waktu dekat, sejumlah demplot akan segera didirikan di setiap kecamatan.
Tekad pengembangan pertanian organik semakin kuat setelah Bupati Blora, H. Arief Rohman Msi, belum lama ini mengunjungi Faperta UGM Yogyakarta.
FP UGM Telah Berhasil Kembangkan Pertanian Organik di Sleman dan Gunungkidul
Bupati Arief Rohman, bersama dengan Dekan Faperta UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc. (Guru Besar Fakultas Pertanian UGM), serta wakil dekan, dosen, dan peneliti, membahas potensi pertanian dan perikanan Blora yang dapat dikembangkan secara organik. Prof. Irham, seorang guru besar Fakultas Pertanian UGM yang berhasil mengembangkan pertanian organik di Kabupaten Sleman dan Gunungkidul, serta Dr. Ratih Ida Adharini, S.Pi., M.Si., seorang dosen perikanan asli Blora, juga turut hadir.
Dalam pertemuan di Faperta UGM, Bupati Arief Rohman dan tim Dekan Faperta membahas potensi pertanian organik di Kabupaten Blora. Mereka juga mendapatkan informasi tentang ilmu dan teknologi yang dapat diterapkan. Pertemuan ini melibatkan Kabid Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan (DP4).
Kesiapan Membantu Pengembangan Pertanian Organik Blora
Dekan Faperta UGM, Ir. Jaka Widada, M.P., Ph.D., menyatakan kesiapannya untuk membantu pengembangan pertanian organik di Kabupaten Blora. Dalam rangka kerjasama antara Pemkab Blora dan UGM, Jaka Widada menyebutkan bahwa Faperta UGM siap membantu dengan mengirimkan sumber daya manusia untuk memberikan pelatihan di Blora atau menerima peserta dari Blora untuk belajar di UGM. Ia juga mengusulkan pendirian demplot pertanian organik di beberapa lokasi di Blora sebagai contoh yang berhasil, sehingga dapat ditiru oleh yang lain.
Menurut Jaka Widada, bersama dengan Prof. Irham, mereka sepakat bahwa peremajaan petani menjadi langkah penting dalam pengembangan pertanian organik. Mayoritas petani Blora saat ini berusia di atas 45 tahun, oleh karena itu Bupati Arief Rohman berkeinginan untuk membentuk petani milenial yang tertarik dengan pertanian organik. Dekan Jaka Widada menambahkan, "Kami siap membantu Pak Bupati."
Pertanian Organik Sebenarnya Mudah dan Murah
Selain meningkatkan produktivitas pertanian organik, Faperta UGM juga siap mendampingi Blora dalam usaha pascapanen hingga mendapatkan nilai ekonomi yang baik.
Prof. Irham juga menyatakan kesediaannya untuk membantu pengembangan pertanian organik di Blora dengan memberikan pelatihan kepada penyuluh dan petani. "Pada tanggal 26 Juni mendatang, kami akan datang ke Blora. Kami juga akan melakukan pemantauan pertanian di KHDTK Getas. Jadi, kami akan berkoordinasi dengan Bupati dan teman-teman di Blora. Pertanian organik sebenarnya mudah dan murah jika kita menguasai ilmunya. Kami siap membantu Bupati Arief," ujar Prof. Irham.
Banyak Pemuda Milenial Blora Akan Dilibatkan
Bupati Arief Rohman sangat senang dengan kesediaan dan dukungan yang diberikan. Ia berencana untuk mengumpulkan para penyuluh pertanian dan pemuda petani milenial untuk bertemu dengan tim Faperta UGM dan belajar bersama.
"Bukan hanya penyuluh, kita juga akan mencari pemuda milenial yang tertarik untuk mengembangkan pertanian organik. Sudah banyak pemuda yang ingin melanjutkan pertanian orang tuanya, tetapi mereka bingung harus belajar ke mana. Jika UGM bersedia membantu, kami sangat senang. Kita dapat membangun demplot pertanian organik sebagai contoh di setiap kecamatan. Kita akan meminta Kades untuk menyediakan minimal 1 hektar lahan bengkok untuk demplot pertanian organik ini," ungkap Bupati.
Akan Mendirikan Demplot Terlebih Dahulu Untuk Memberikan Contoh Succes Story
Bupati Arief Rohman menyadari pentingnya pendirian demplot pertanian organik sebagai contoh sukses yang dapat menginspirasi masyarakat Blora. Oleh karena itu, Blora sepakat untuk mendirikan demplot terlebih dahulu sebelum melakukan ekspansi lebih lanjut. Meskipun beberapa desa di Blora telah mengembangkan pertanian organik, Bupati Arief berharap dapat meningkatkan upaya ini dengan bantuan dari ahli di UGM.
Ditegaskan bahwa Blora siap bekerjasama dengan UGM, mengingat ilmu, teknologi, dan jaringan yang dimiliki oleh universitas tersebut. Dalam waktu dekat, Blora siap menerima tim dari Faperta UGM yang akan memberikan bimbingan kepada petani dan penyuluh, terutama petani milenial untuk memperbarui sektor pertanian.
DP4 Blora juga diminta untuk segera menyusun draf atau konsep perjanjian kerjasama (PKS) dengan Faperta UGM Yogyakarta guna mengawali kolaborasi ini. (HW)